Hai guys! Di post-ku yang selanjutnya, aku membuat Review yang berisi analisis dari Novel ini. Tapi kali ini, aku hanya akan post Resume-nya.
Karena ini Resume, spoiler sudah pasti seperti gelombang. Bahkan, kalian jadi tidak perlu membaca novelnya sendiri.
Semua sudah tersaji di Post ini!
Jadi, postingan ini tentang novelnya Gabriella Poole dari series Darke Academy: Secret Lives
Untuk permulaan, kita bahas dulu ide atau keseluruhan ceritanya.
Jadi, novel ini mengikuti kisah scholarships-girl yang baru masuk ke Darke Academy—sekolah elit yang siswa-siswinya terdiri dari anak- anak orang paling kaya di dunia.
Anyway, namanya Cassandra Bell, lebih senang dipanggil Cassie Bell. Darke Academy selalu mencari setidaknya satu orang dari latar belakang yang biasa-biasa saja untuk diberikan kesempatan masuk sekolah elite itu melalui program beasiswa.
Dari luar, memang terlihat seperti sedang melakukan kegiatan amal, tapi di pertengahan cerita, Cassy akhirnya mulai curiga dengan program beasiswa dari Darke Academy.
Sejujurnya, Cassy sudah mulai curiga dan menyadari keanehan- keanehan di sekolah elit itu sejak dia datang untuk pertama kalinya.
Oke, mari kita mulai.
Sebelum masuk ke Chapter satu, ada bagian Prolog. If you know the function of Prolog, it’s not more than just useless teaser to stimulate readers.
Jadi prolog ini menampilkan scene dimana ada seorang gadis yang menunggu dalam kegelapan. Orang yang ditunggu adalah teman ngedate-nya. Namun hampir satu jam berlalu tidak ada yang datang kecuali sosok yang bukan manusia, mengejarnya.
Akhirnya, gadis itu menyadari bahwa hidupnya sudah habis, dan dia berlari dengan keyakinan bahwa hidupnya sudah hilang dalam genggaman, means: death.
Pada chapter satu, Cassie Bell diperkenalkan. Seorang scholarships girl yang merasa tidak “fit in” karena dikelilingi orang- orang kaya dan juga suasana kota Paris yang asing dan elegant.
Cassie digambarkan sebagai seorang British- girl yang memiliki fitur wajah tegas, pintar dan tentu saja, cantik.
Disini, dia bertemu dengan salah seorang pihak sekolah—guru yang sudah sepuh sepertinya. Percaya atau nggak, karakter ini bakal jadi salah satu karakter yang penting di ending novel.
Di chapter dua, karakter- karakter pendukung mulai dimunculkan. Ada Richard, Keiko, etc—rombongan karakter yang akan dikenal sebagai elit diantara para elite: The Few.
Disini, hanya diperlihatkan bahwa The Few itu kumpulan anak- anak konglomerat yang cantik dan punya pengaruh tersendiri di Academy—semacam anak populer.
Cassy juga dipertemukan oleh Isabella Carusso, teman sekamarnya yang pastinya soon to be Best Friend, dan diakhir chapter: Ranjit Singh, love interest alias male lead character in this story—and yeah, he’s from India.
Cerita bergulir dengan memperlihatkan sedikit gambaran masa lalu Cassy. Latar belakang seperti asal usulnya sebelum mendapat beasiswa Darke Academy; tinggal di tempat penampungan, mengalami perundungan verbal oleh seseorang bernama Jilly Beaton—namun tidak pernah Speak Up karena terlalu takut.
Disini, pembaca diajak untuk memahami sifat Cassy yang terlalu waspada dan curiga terhadap Darke Academy, karena pada dasarnya kehadirannya sebagai penerima beasiswa di sekolah elit tentunya sudah menjelaskan semuanya: Dia mungkin salah satu dari sedikit siswa-siswi yang berlatar- belakang biasa-biasa saja diantara anak- anak orang kaya disekelilingnya.
Merasa penat dengan pikiran- pikiran negative itu, Cassy keluar dari kamarnya untuk mengexplore sekolahnya yang penuh lukisan dan karya seni.
Naik ke Aula, Cassie mengendap- endap dan mendapati bahwa dia tidak sendiri. Seseorang juga sedang mengendap- endap, dia mengenalinya sebagai Jake Johnson. Teman laki- laki Isabella—orang yang disukai oleh teman sekamarnya itu.
Namun belum sempat dia memikirkan motive Jake mengendap- endap tengah malam, dia malah berpapasan dengan Ranjit Singh, dan chapter tiga-pun usai.
Setelah malam menegangkan itu, Cassy menjalani hari pertamanya di kelas seperti siswi normal.
Lewat interaksi di kelas, dia semakin mendapatkan kesan buruk mengenai sekelompok siswa yang dijuluki The Few.
Keiko dan Katerina serta Richard, adalah karakter yang paling menonjol sebagai citra anak- anak populer yang bisa jadi perundung juga.
Namun ternyata ada juga anggota The Few yang tidak tampak jahat, seperti Ayeesha.
Melalui karakter sampingan—Perry Hutton, siswa biasa yang sangat ingin bergaul bersama The Few—diperlihatkan bahwa menjadi salah satu anggota The Few berarti hal yang sangat istimewa, karena bisa mengakses ruangan khusus yang tidak boleh dimasuki siswa biasa atau yang biasa disebut Common Room--dan juga bisa skip kelas dengan bebas tanpa memusingkan pendapat guru.
Hirarkinya sudah jelas, bahwa The Few lebih penting dan dihormati daripada Guru. Di chapter ini, Cassie juga mengetahui bahwa Ranjit merupakan salah satu dari The Few, walaupun jarang sekali terlihat bergaul bersama anggota The Few yang lain.
Di akhir chapter, Cassie mendapat ajakan hang out bersama salah satu anggota the Few: Richard. Dalam buku satu: The Secret Lives ini, Richard hadir sebagai Second Male Character yang tertarik pada Cassy.
Esoknya, Cassie bersama dengan Richard. Study tour di kota Paris, mempelajari culture di tempat itu—namun sebenarnya, scene ini lebih seperti kencan pertama Cassy dengan Richard.
Seperti itulah gambaran yang diberikan Cassy dalam chapter ini. Percakapan dan ketertarikan Richard tergambar jelas pada chapter ini, disini Cassy mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap The Few. Dia berusaha mendapat informasi apapun yang bisa dia dapat tentang the Few, namun Richard segera menampisnya, dan segera menjaga jarak.
Setelah kencan yang berakhir buruk itu, Cassy berinteraksi dengan Isabella di Chapter selanjutnya. Disini, dia akhirnya mengetahui bahwa ada seorang gadis penerima beasiswa seperti dirinya yang meninggal baru- baru itu—sebelum dia masuk.
Gadis itu bernama Jessica, yang merupakan kakak perempuan Jake Johnson. Hal yang lebih mengejutkan lagi, Jessica meninggal di Darke Academy.
Fakta itu menjadi penutup chapter, namun di chapter setelahnya dijelaskan situasi lebih rinci dari hubungan Jessica, Jake, Ranjit dan The Few.
Pada dasarnya, Jake membenci Ranjit dan The Few. Namun anehnya, dia sangat tertarik pada Katerina—salah satu The Few yang bertingkah sebagai Queenbee.
Cassy akhirnya mengerti keterkaitan antara kebencian Jake terhadap Ranjit dan the Few.
Informasi yang diungkapkan Isabella telah mengungkapnya: bahwa Ranjit adalah pacar Jessica sebelum dia meninggal secara misterius.
Kematian Jessica yang tidak natural—mati dengan kondisi mayat kering, kehabisan darah—juga diungkapkan disini.
Sebelum chapter ini berakhir, Cassie mendengar percakapan Richard dan Katerina. Dalam percakapan itu, dia adalah topik utamanya.
Cassie merasa terluka dengan perkataan- perkataan jahat Katerina, dia juga merasa dikhianati oleh Richard. Dia marah dan menangis, dalam kondisi yang kacau itu, dia berpapasan dengan Ranjit.
Pada momen singkat itu, Ranjit memperingatkan Cassie untuk menjaga jarak dengan The Few, namun Cassie yang sedang down karena percakapan Katerina dan Richard mengartikannya sebagai ejekan lain—karena dia tidak pantas dan tidak sebanding dengan The Few atau siswa reguler di Darke Academy.
Pada akhir chapter, Cassie mengakui bahwa dia “ada rasa” pada si cowok India.
Chapter setelahnya, Cassie lagi- lagi keluar dari kamarnya. Kali ini, dia bersembunyi saat melihat Keiko menyeret teman sekamarnya ke Common Room—Ruang khusus untuk The Few.
Hal itu juga diperhatikan oleh Jake Johnson yang bersembunyi di bayang- bayang juga.
Pada akhirnya, Cassie dan Jake memergoki satu sama lain, namun sebelum keduanya sempat mengatakan apapun, Pendiri Darke Academy—Sir Alric datang tiba- tiba dan menggiringnya kembali ke kamarnya dengan bantuan Keiko.
Namun Cassie melihat dan mendengar semua interaksi Sir Alric dengan The Few. Dia melihat teman sekamar Keiko—Alice, duduk ditengah- tengah The Few, mengkonsumsi minuman yang membuatnya tidak menyadari keadaan di sekitarnya.
Cassie mendengar percakapan Sir Alric dengan Keiko, teguran untuknya agar tetap menghormati Alice sebagai teman satu kamarnya dan sesuatu hal aneh: larangan untuk membaginya dengan Anggota The Few yang lain.
Pada akhir chapter ini, Cassie mendapat ancaman halus dari Keiko untuk tidak mengatakan hal ini pada siapapun.
Keesokan harinya, Cassie mendapat kabar dari Isabella bahwa Alice tidak menghadiri kelas- kelas hari itu karena merasa tidak enak badan.
Belum selesai hal itu dipikirkannya, Jake berusaha berbicara secara pribadi dengannya. Dia bahkan mengabaikan Katerina—hal yang sangat tidak biasa yang bisa dilakukan Jake.
Cassie masih belum mempercayai Jake, jadi dia tidak mengatakan apapun yang dia lihat malam itu padanya, ataupun menjawab pertanyaan- pertanyaannya dengan sepenuhnya jujur.
Sejak itu, Cassie menghindari banyak orang di Academy. Jake, Keiko, Ranjit dan Richard adalah orang- orang yang ingin dia hindari.
Namun pada akhirnya dia berpapasan dengan Ranjit, dan Richard. Richard telah menangkap ketertarikan Cassie terhadap the Few sejak dia melihatnya bersama Sir Alric di Common Room.
Richard memberinya isyarat bahwa Cassie bisa saja menjadi bagian dari the Few, karena seseorang telah merekomendasikan dirinya sebagai bagaian the Few.
Masih pada hari yang sama, di chapter yang berbeda, Cassie bertemu dengan Madame Azzedine yang mengajaknya mengobrol sambil minum teh.
Cassie menyukai keramahan serta sanjungan dari wanita tua itu, namun Sir Alric datang ditengah- tengah mereka, seolah ingin membatasi interaksi Cassie dengan Madame Azzedine.
Di kamarnya, Isabella telah menunggu. Sebuah surat telah datang untuk Cassie, undangan interview untuk menjadi bagian dari The Few.
Pada chapter berikutnya, memperlihatkan bahwa kehadiran surat undangan the Few tersebut telah menciptakan sedikit ketegangan di antara Cassie dan Isabella, karena sebelumnya Isabella “diduga” adalah kandidat selanjutnya untuk the Few.
Cassie juga baru menyadari atmosfer antara Ranjit dan Katerina. Rupanya, Katerina memiliki perasaan romantis pada Ranjit, namun tak terbalas.
Sedangkan Ranjit, kelihatan memiliki ketertarikan pada Cassie namun berusaha menekannya dan tidak mengizinkan dirinya sendiri untuk merasakan hal tersebut pada Cassie.
Cassie melihat situasinya kini, dengan Ranjit, Richard dan Katerina. Namun ada hal lain yang dia lihat selain itu, yaitu sebuah tanda di sekitar tulang selangka pada bahu Richard. Tanda yang seharusnya tidak dia lihat, menilik reaksi Richard dan Ranjit pada kesalahan kecil itu.
Interview Cassie untuk menjadi bagian dari The Few akhirnya datang juga. Dia berada di Common Room dengan semua anggota the Few yang dia kenal, minus Ranjit.
Dalam ruangan itu, mereka mencoba mempermalukan Cassie dengan menanyakan mengenai asal- usulnya sebagai penerima beasiswa Darke Academy, mengenai dimana dia tinggal sebelum bersekolah di tempat elit tersebut, kenapa dia tinggal di tempat penampunga, dimana ibu dan ayahnya, mengapa ibunya meninggalkannya, dan lain sebagainya.
Namun Cassie berhasil menjawab semua pertanyaan dengan tegas, percaya diri dan elegan.
Kemudian, mereka menanyakan hal yang membuat Cassie meragukan keputusannya:
Apakah dia bersedia untuk melukai Isabella, sahabat terdekatnya? Setelah dia menjawab “bersedia” dengan banyak pertimbangan, Ranjit datang tiba- tiba membubarkan pertemuan yang memang sudah selesai itu.
Saat itu Cassie menyadari bahwa Ranjit tidak ingin dia menjadi bagian dari the Few.
Keesokan harinya, Cassie mendapati bahwa Isabella juga mendapatkan undangan yang sama dengan Cassie.
Dengan perasaan ngeri, Cassie membiarkan sahabatnya pergi ke Common Room tempat the Few sedang menunggunya.
Di kesempatan itu, Cassie tiba- tiba teringat dengan Alice—teman sekamar Keiko. Dia menggunakan kesempatan itu untuk menjenguk Alice secara diam- diam. Cassie melihat keadaan Alice yang jauh lebih buruk dari terakhir kali dia melihatnya, namun saat dia ingin membantu Alice—entah dengan cara apapun, Keiko datang.
Cassie melihat saat Keiko menghisap sesuatu keluar dari tubuh Alice—pada awalnya, dia mengira Keiko sedang menciumnya, namun apa yang dilihatnya seketika menjadi terror saat dia menyadari bahwa itu bukanlah ciuman.
Apapun yang dia lihat saat itu telah menguras tenaga Alice yang sudah sangat lemas. Pada akhirnya, Cassie ketahuan dan terjadilah kejar- kejaran dengan Keiko.
Cassie juga melihat wujud lain Keiko. Makhluk lain yang sudah pasti bukan manusia. Saat dia sudah menyerah untuk melepaskan diri dari gadis setan itu, Cassie berpapasan dengan Jake di aula penuh patung dan lukisan.
Disana, Jake membantunya membunuh Keiko—karena Keiko sudah berniat untuk membunuh Cassie terlebih dahulu, juga mereka tidak yakin bahwa The Few akan membiarkan Cassie dan Jake begitu saja setelah mereka tahu bahwa keduanya telah melihat sosok lain Keiko. Singkat cerita, Keiko mati.
Setelahnya, Jake dan Cassie bersembunyi untuk melihat mayat Keiko ditutupi kain oleh pihak sekolah yang Cassie kenali sebagai bawahan Sir Alric.
Dengan ngeri, Jake dan Cassie kembali ke kamar Cassie dan Isabella. Disana, Isabella sudah menunggunya dan terkejut melihatnya bersama Jake.
Cassie dan Jake menjelaskan situasi hidup dan mati yang telah mereka alami. Ditengah- tengah itu, Katerina menggedor kamar mereka. Seketika, Jake bersembunyi.
Katerina menuduh Cassie sebagai pembunuh Keiko, namun dengan kebohongan Isabella, mereka bisa berkelit dan lolos dari amukan Katerina.
Selain itu, pada akhirnya Jake jujur dengan motivenya mengintai Common Room pada malam hari. Dia menceritakan kecurigaannya pada The Few dan Ranjit. Bahwa Cassie sangat mirip dengan kakaknya yang meninggal, dan Ranjit pernah berkencan dengan Jessica. Juga fakta bahwa dialah yang menemukan tubuh Jessica saat dia meninggal.
Kematian Keiko membawa perubahan signifikan kepada teman sekamarnya. Namun Alice kendati sudah kembali sehat, merasakan kesedihan dan kehilangan yang sangat tulus terhadap kematian Keiko.
Di sisi lain, Cassie, Isabella dan Jake merencanakan untuk mengungkap rahasia The Few dan membuktikan misteri kematian Jessica.
Jake dan Isabella menyarankan Cassie untuk mendekati Ranjit atau Richard. Namun pilihan mereka jatuh pada Richard pada akhirnya.
Pada akhir chapter, rencana itu benar- benar langsung berjalan. Cassie mendapat ajakan dari Richard, kencan lain di kota Paris.
Pada awalnya, kencan itu berjalan sangat normal dan lebih menyenangkan dari dugaannya. Namun Richard membawanya ke ruangan bawah tanah rahasia, seketika suasana berubah. Cassie kehilangan kesadarannya.
Saat membuka mata, dia mendapati tangan dan kakinya sedang diikat.
Disekelilingnya, sosok- sosok menggunakan tudung, kecuali Richard.
Pertemuan itu rupanya adalah ritual penerimaan Cassie sebagai anggota baru The Few.
Cassie bertemu lagi dengan Madame Azzedine.
Rupanya, dia adalah orang yang menginginkan Cassie menjadi anggota The Few—seperti yang sudah pernah disinggung oleh Richard.
Cassie mengetahui bahwa dia akan menjadi “wadah” dari Estelle atau Madame Azzedine pada detik itu.
Wadah dari sesuatu yang dianggap Immortal, jiwa- jiwa leluhur yang membuat The Few lebih cantik, lebih kuat dan lebih percaya diri.
Saat ritual pemindahan itu berlangsung, sekelompok orang datang: Isabella, Jake dan Ranjit.
Melihat kedatangan Ranjit, sosok- sosok bertudung itu menjadi ragu dan ketakutan.
Cassie berhasil keluar dari tempat itu dengan bantuan Ranjit yang menghadang Katerina.
Disini terkuak fakta bahwa Keiko dan Katerina adalah pembunuh Jessica. Dan Ranjit memang terlibat, namun tidak untuk bagian membunuh.
Dia hanya sedang ingin berkencan, namun sesuatu pada malam itu menghambatnya untuk datang ke tempat janjian.
Jessica yang menunggu sendiri di hutan, mulai menjadi incaran Keiko dan Katerina. Kendati begitu, Jake tetap bersikap waspada pada Ranjit.
Di sisi lain, Cassie sendiri merasakan keanehan pada tubuhnya. Walaupun ritual pemindahan itu belum selesai dilaksanakan, ritual itu sudah terjadi, dan sesuatu-- sebagian dari jiwa Estelle, sudah berada dalam tubuhnya.
Chapter selanjutnya, Cassie mengalami hal aneh di kepalanya. Dia mendengar suara- suara Estelle/ Madame Azzedine dalam kepalanya.
Dalam tidur, dia mengaduk- aduk kepalanya dengan mimpi buruk.
Cassie telah menunggu selama dua minggu untuk mendapat panggilan untuk berbicara dengan Sir Alric, namun panggilan itu tidak kunjung datang.
Pada malam terakhirnya di Academy—di pesta dansa terakhirnya—Sir Alric berbicara dengannya. Menjelaskan bahwa The Few tidak seburuk bayangannya. Namun Cassie tetap tidak mengerti. Sir Alric memintanya untuk kembali pada semester depan, untuk mengurus masalah Cassie dengan Estelle yang kini sudah berada dalam tubuhnya.
Begitulah, kisah ini berakhir.
Namun ada satu lagi chapter berisi Epilog: pertemuan Cassie dengan Ranjit. Hanya bonus chapter dan Fan service, interaksi Cassie dan Ranjit. Hubungan mereka tiba- tiba menjadi sedikit jelas. Cassie memberanikan diri untuk mencium Ranjit.
FINISH.
Wah guys, barusan itu lumayan panjang. Pegal jariku menari- nari diatas Leptop hampir seharian.
Maafkan perubahan gaya bahasa yang kurang konsisten sejak aku mengawali, menjelaskan isi Plot dan mengakhiri tulisan kali ini ya!
Sekarang saatnya untuk menganalisis novel ini. Tapi untuk analisis lengkapnya, aku akan cantumkan link terpisah, khusus membahas review novelnya!
Ini link-nya : https://syahrulinurqotrunnada.blogspot.com/2023/07/darke-academy-secret-lives.html
See you soon! Bye!
Komentar
Posting Komentar